Minggu, 02 Desember 2018

Kisah anak dan ibu

Seorang anak Bertengkar dengan Ibunya dang Meninggalkan Rumah."
Saat berjalan tanpa tujuan Ia Baru Sadar bahwa Ia sama Sekali tidak Membawa uang. Ia Lapar sekali, ingin makan Semangkok Bakmi.
Pemilik bakmi melihat anak itu Berdiri Cukup lama didepan Warungnya, lalu Bertanya:

"Nak, apakah Engkau ingin Memesan Bakmi?"
“Ya, tapi aku tidak Punya Uang,"

jawab anak itu dengan malu-malu.
"Tidak Apa-apa, aku Akan Memberi Gratis".
Anak itu Segera Makan. Kemudian air Matanya mulai Berlinang.
“Ada apa Nak?"

tanya Pemilik Warung.
“Tidak apa-apa", Aku Hanya terharu Karena Seseorang yang Baru Kukenal Memberi aku Semangkuk Bakmi sedangkan Ibuku telah Mengusirku dari rumah.
Kamu seseorang yang Baru Kukenal tapi Begitu Peduli Padaku.
Pemilik warung itu Berkata:

Nak, mengapa kau Berpikir Begitu ; Renungkan hal ini,

Aku Hanya Memberimu Semangkuk Bakmi & Kau begitu Terharu,

... Sedangkan ...

Ibumu telah Memasak nasi lauk, dll Setiap Hari sampai Kamu Dewasa,

Harusnya kamu Berterima Kasih Kepadanya ...
Anak itu Kaget Mendengar Hal tersebut.

Mengapa untuk Semangkuk Bakmi dari orang yang Baru ku Kenal aku Begitu Berterima Kasih,

... Tapi ...

Terhadap Ibuku yang Memasak Untukku selama Bertahun-tahun,

Aku tak Pernah Berterima Kasih.
Anak itu Segera Bergegas Pulang
Begitu Sampai di Ambang Pintu rumah,

ia Melihat Ibunya dengan Wajah Cemas.
Ketika Melihat Anaknya,

Kalimat Pertama-tama yang Keluar dari Mulutnya adalah "Nak.., Kau sudah Pulang, ayo masuk, Ibu Telah Menyiapkan Makan Malam."
Mendengar Hal itu,

si anak tidak dapat Menahan Tangisnya  dan Menangis dihadapan Ibunya .
Sahabat,

Kadang Satu Kesalahan, Membuat kita Begitu Mudah Melupakan Kebaikan yang Telah kita Nikmati tiap hari.
Sekali Waktu kita Mungkin akan Sangat Berterima Kasih untuk Suatu Pertolongan Kecil yang Kita Terima.
Namun kita sering tidak Sadar & Lupa Berterima Kasih Akan Kebaikan-kebaikan dari orang-orang yang sangat dekat dengan Kita.
Yang lebih parah lagi kita seringkali hanya mengingat satu kesalahan yang ia buat,
padahal ada banyak kebaikan2 yang sudah di buat orang itu tapi sering kita lupakan dan kita tidak pernah berterima kasih.
Akhirnya kita hanya akan menjadi orang yg mudah menyalahkan orang lain dan kita menjadi orang yg tidak mudah berterima kasih dan mengingat kebaikan orang lain
Hidup itu Indah,

kalau kita Pandai Berterima Kasih dan Bersyukur ...

Belajar menerima apa adanya..belajar menerima kekurangan orang lain
Jangan sesali yg telah berlalu, itu perbuatan sia-sia.
Syukuri apa yang ada agar kebahagiaan selalu berada disisi kita
Dalam kehidupan NYATA,

kadang kita suka mempermasalahkan hal yang KECIL,

yang tidak terlalu PENTING, sehingga akhirnya merusak NILAI yang BESAR...yaitu nilai kebersamaan dan nilai kebahagiaan
Seribu KEBAIKAN sering tidak BERARTI, TAPI SETITIK kekurangan DIINGAT seumur hidup....itu tidak berkenan kepada Tuhan
Mari belajar MENERIMA kekurangan apapun yang ada -dalam kehidupan kita
Bukankah tak ada yang SEMPURNA didunia ini ... ?
SEHATI bukan karena saling MEMBERI,

tetapi sehati karena saling MEMAHAMI.
Salam sukses luar biasa buat kita semua.
Semoga bermanfaat..

GBU 

[30/6 00.46] ‪+62 817-6866-747‬: *PELET*

Ditulis Oleh

_M. Nadhif Khalyani_
Diposting untuk

_RLC Indonesia_

Hari itu menjadi puncak kemarahan sang suami.
Beliau datang membawa istrinya, yang menurut dugaan keluarga, sedang terkena pelet.
Beliau menceritakan perubahan perubahan yang terjadi pada istrinya.
Sebenarnya beliau nyaris tidak menemukan hal aneh dalam diri istrinya, pada awalnya. Sang istri tetap menjalankan kewajiban sehari hari dengan baik.
Hanya anak anak nya yang ternyata lebih peka.
Sang ibu, tidak lagi perhatian dengan toko. Sibuk dengan hp saja. Selalu marah saat hp dipinjam suami.
Rupanya itulah awal mula bencana orang ketiga menyusup dalam rumah tangga ini
Sang suami sangat baik. Bahkan luar biasa.
Beliau bilang “ saya akan pertahankan istri saya, semampu saya. Karena dia adalah amanah, dan saya mencintainya.”
"Dia berulang kali meminta saya menceraikannya. Tapi saya tidak tahu kenapa harus cerai. Saya tidak pernah marah kepada istri saya. Sekali pun belum pernah."
"Saya tidak pernah memanggil nama, kepada istri saya, sejak awal nikah. Selalu saya panggil dengan sebutan yang baik. Itulah sebabnya, saya sangat heran, tanpa sebab yang jelas, istri saya selalu meminta cerai.”
“Hingga akhirnya saya mulai sita hp nya, saya baca satu persatu SMS dan WA nya.”
“Dari situ saya tahu bagaimana hubungan istri saya dengan laki laki tersebut”.
“Saya marah, sedih dan kecewa. Tapi saya harus mempertahankan keluarga saya. Istri saya biasa ngisi majelis taklim, ketua penggerak pengajian ibu ibu di kampung. Anak anak malu dengan kejadian ini.”

Demikian penjelasan sang suami panjang lebar.
“Ibu, apakah ibu sadar dengan apa yang sudah terjadi?” tanya saya kepada ibu tersebut.
“ iya, saya sadar, tapi saya tidak bisa mengendalikan diri saya. Saya selalu terbayang bayang laki laki itu, ingin sekali bertemu.” Jawab beliau.
“ kemarin saya ceritakan semuanya kepada suami, apa yang terjadi pada saya, setelah beliau tahu.” Lanjutnya.
“Ibu, kita abaikan dulu tentang jin nya. Saya ingin bertanya kepada ibu. Jika nanti diakhirat masalah ini diadili di akhirat, kira kira yang akan ditanya adalah jin nya atau ibu sendiri?” tanya saya.
“Jika ibu menghabiskan waktu bersama laki laki itu, mengabaikan hak suami dan anak anak, atau berduaan dengan laki laki itu. Siapa yang akan ditanya oleh Alloh di akhirat nanti, Ibu atau jin yang menggaggu ibu?” tanya saya lagi.
“Saya, pak”, jawab beliau.

“Nah, itulah hal mendasar yang harus ibu pegang baik baik. Kita lah yang akan bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Dekat dengan lawan jenis, istri orang, suami orang termasuk dosa besar yang seribg diabaikan. Memberikan perhatian lebih pada suami atau istri orang adalah dosa dan pintu dosa dosa besar lain. Kita boleh takut dengan ancaman gangguan sihir, tapi kita harus lebih takut dengan dosa. Pertanggung jawaban akhirat sungguh sangat berat.” Saya coba mengarahkan pemahaman beliau.

“ ibu, abaikan dulu sihir atau pelet nya, itu diselesaikan nanti. Yang terpenting harus diselesaikan saat ini adalah bertaubat, kembalikan hak suami dan keluarga. Minta maaflah pada mereka.” Pinta saya sebelum ruqyah dimulai.
Ibu itu kemudian meminta maaf pada suami. Sang suami sabar dan mendoakan istrinya.
Ruqyah dimulai.
Ibu itu muntah-muntah……
Setelah beberapa saat, ruqyah saya akhiri.
Dan saya minta mereka melakukan terapi mandiri :
a. Suami meruqyah istri dengan doa atau surah yang mudah. Boleh surah surah pendek, Yasin, atau yang lain. Dibaca pagi dan sore.
b. Istri dibasuh dengan zam zam yang sudah diruqyah. Dan diminumkan zam zam
c. Habbatusauda cair dioleskan di leher dan dada menjelang tidur.
d. Mandi air ruqyah 1x sehari.
Kemudian, saya minta mereka datang 1 pekan berikutnya.
1 pekan kemudian mereka berdua datang.
Wajah sang istri terlihat cerah, cara bicaranya ceria.
Beliau berdua datang minta untuk diruqyah kembali.
Alhamdulillah tidak ada reaksi apapun.
Mereka menceritakan bahwa mereka menjalankan terapi mandiri berdua.

“sebelum ruqyah kemarin, saya sadar melakukan hal buruk, tapi sama sekali tidak ada penyesalan dalam hati saya, seperti tidak merasa bersalah” terang sang ibu kepada saya.

“Alhamdulillah, semoga semua segera membaik, dan tolong nanti rumah juga diruqyah, pake air bidara atau air ruqyah. “ jawab saya mengakhiri pembicaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar